Minggu, 18 Oktober 2009

Agar Dia Selalu Cinta



eramuslim - “Sayang, I love you!” Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung bibirnya menempel di telingaku, tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di kantor. Biasanya akupun langsung membalasnya, I love you too, mas. Terima kasih telah menjadi suamiku.”
Aku menyadari, aku memiliki bebrapa kelebihan, tetapi sesungguhnya kekuranganku jauh melebih kelebihan yang aku punya. Aku bukan perempuan yang cantik jelita seperti ratu balqis, bukan pula wanita kaya raya seperti ummahatul mu’minin Khadijah. Walaupun tidak buta, tetapi pemahamanku terhadap Islampun masih perlu perbaikan.Tak banyak yang istimewa yang aku punya, makanya aku sangat bersyukur sekali Allah menghadirkan seseorang yang Allah halalkan tidak saja hatinya tetapi juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah perempuan biasa, Allah memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati dan amat sangat sayang padaku.
Ibuku pernah berpesan, ada empat perkara yang harus kita perhatikan agar tercipta syurga dunia dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri kita memang dituntut untuk memaksimalkan kemamapuan agar indah dipandang mata, sejuk dilihat, tenang ditinggal, membangkitkan gairah, dan menumbuhkan ketaatan suami kepada Allah. Disamping menjadi ibu yang baik dalam mendidik anak-anak kita.
Pertama, mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Tempat tidur adalah ruang yang paling privacy antara kita dan suami. Disanalah biasanya suami mengurai keletihan setelah bekerja seharian. Tempat tidur juga merupakan tempat dimana biasanya suami istri menunaikan hajat seksualnya. Untuk itu istri di tuntut untuk menata tempat tidur dengan baik, bersih dan harum. Istri perlu memahami kebutuhan seksual suami, memenuhi ajakan bersetubuh dengan segera, memberikan kepuasan maksimal dalam bersetubuh, jika perlu tidak ada salahnya istri menawarkan diri.
Kedua, menciptakan keindahan di dalam rumah, menatanya dengan penuh artistik, serta menjaga harta yang ada di dalamnya. Rumah yang besar belum tentu menciptakan ketenangan dan kedamaian. Perabotan yang banyak lagi mahal tidak juga bisa membuktikan penghuninya adalah pasangan yang berbahagia. Keindahan di sini adalah keindahan yang terpancar dari tangan lembut dan keikhlasan penatanya, yaitu istri yang sholehah, qonaah, tawadhu, dan rendah hati.
Ketiga, mendidik dan menjaga anak-anak. Anak-anak adalah amanah, anak-anak adalah investasi, anak-anak merupakan hiburan bagi kita. Anak-anak yang bersih, sehat, cerdas adalah dambaan orang tuanya. Menjadikan anak-anak kita sholeh, cerdas, sehat dan bersih membuktikan keberhasilan kita mendidik mereka. Suami akan bekerja lebih giat untuk mencari nafkah jika melihat anak-anak dalam kondisi seperti ini.
Keempat, saling memaafkan. Suami istri berasal dari dua keluarga yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, adat-istiadat yang berbeda, sifat yang berbeda. Keduanya bukanlah makhluk yang sempurna yang tak pernah salah. Keduanya sama-sama memiliki kekurangan. Meminta maaf terlebih dahulu jika memiliki salah dan segera memaafkan suami serta tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang pernah ada akan menautkan lagi kemesraan kita berdua.
Seorang suami tidak akan memikirkan perempuan lain jika istri mampu menampilkan semua ini dihadapanya. Memberikan kebahagiaan lahir batin, menciptakan suasana segar, serta istri yang menentramkan jiwa. Tak akan pula ada percekcokan, sakit hati atau penyesalan telah mengikat janji berdua dihadapan Allah aza wajalla. Yang ada adalah ungapan sayang, kata-kata mesra, cinta yang selalu berbunga, mudah-mudahan berkah Allah selalu melingkupinya.

Kamis, 15 Oktober 2009

Gelapnya Pacaran. ihh...takut...??


Hayooo… lagi mojok berdua nih! Hehe… jangan nyangkal dong kalo emang ngelakuin. Banyak juga neh remaja yang punya prinsip mojok terus, gesek terus en tempel terus ama gandenganya (idiih, emangnya Truk?). hmmm… aneh bin ajaib memang, nyosor terus sampe lupa kanan-kiri. Dunia serasa milik berdua doang orang lain disuruh tinggal di planet foot ball atau planet Pluto sekalian.
Saking menjamurnya budaya pacaran, di angkot, di pasar, di kereta, di bus, termasuk di sekolah, mudah kamu jumpai pemuda yang saling memadu kasih. Lihat juga ditaman kota, di trotoar jalan, termasuk di kelas. Nggak salah neh? Suasananya hening lho buat mojok, kali aja makin Hot! Udah gitu nggak kenal waktu. Astagfirullahil ‘adzim.
Sobat muda muslim, ngomong – ngomong apa sih definisi pacaran? Kalo orang hukum bilang, pacaran adalah kontrak sosial antara laki-laki dan wanita dalam satu ikatan dengan tujuan untuk menikah. Hmm.. bener kagak sih? Buktinya banyak yang pacaran tapi nggak bener. Lihat ya, anak SD dan SMP udah banyak yang pacaran, apa mereka mikir mo langsung nikah? Kayaknya, kata orang palembang, “dak masuk diotak jok!!! Or demlah mudih”.
Ruginya pacaran. Kamu kudu ngeh juga soal yang satu ini. Rugi di akhirat sudah jelas. Rugi di dunia juga lebih jelas lagi. Cuma bisa dinetralisir dengan ‘kenikmatan’ yang langsung didapat. Pengen tahu lebih detil? Mari kita tunjukkan.
Yang pertama, pacaran diduga bikin sakit kanker alias kantong kering (biasanya untuk kaum cowok). Kamu kudu menyiapi anggaran lebih; selain buat diri sendiri, juga buat yayang-nya, kalo jalan kudu punya pegangan. Malu dong kalo jalan nggak punya duit. Entar diledekin pake plesetan dari lagunya Iwan Falls, “jalan bergandengan tak pernah jajan-jajan…”(he..he..!). itu sebabnya, anak cowok kudu nyiyapi segalanya buat nyenangi sang pacar. Iya lah. Masak makan sendirian kalo lagi jalan bareng? So, pastinya kamu bakalan kena ‘roaming’ terus (ah…! Rugi dah). Tapi jangan salah lho bisa jadi anak cewek juga kudu nyiapin dana (kalo nggak minta keortu, nodong pacarnya). Buat apa? Huh, tanpa komunikasi dunia ini sepi, buat beli pulsa HP, terus untuk chatting atau kirim e-mail cinta. Pacaran berat diongkos.
Kedua, bisa kehilangan privasi lho. Iya lah, so pasti. Kamu baru bisa nyadar kalo kamu udah putus sama yayang kamu. Betapa kamu waktu itu sudah memberikan informasi apapun sama kakasihmu. Rahasia luar dalam dirimu bisa kebongkar tanpa sadar. Celakanya, banyak pasangan yang akhirnya putus. Nggak ada jaminankan kalo akhirnya pacarmu cerita sama yang lain setelah putus ama kamu? Atau … bisa juga putus ama kamu karena tahu kebiasaan jelak kamu (kasihan deh Eluh…!).
Ketiga, menggangu aktivitas produktif. Iya nggak, iya lah. Sebab, pikiran kamu menteng terur ke si dia. Innget terus sama doi. Maklumlah, bagi kamu yang kena ‘sihir’ kasmaran, pastinya inget terus sama si doi (bagaikan lumba-lumba dilanda asmara) kayaknya nggak rela kalo sehari aja nggak ketemu or ndeger suaranya. Nah, pacaran disinyalir bisa membunuh produktivitas kamu. Hari libur joss terus sama pacar kamu; ketempat rekreasi, ke mall dan jalan-jalan nggak jelas juntrungannya. Padahal bisa dipake untuk istirahat or kegiatan bermanfaat seperti olahraga, ngelancarin belajar ngaji, menghadiri kajian keIslaman, dsb. Tuuul nggak sobat?
Padahal hari biasa juga dipake ngedete terus sama gebetan kamu. Kagak ada matinya (kayak kartu As aja!). jadi produktivitasnya berubah. Tadinya mentingin pelajaran dan kegiatan bermanfaat lain, pas pacaran jadi mentingin yayang-nya. Apa itu nggak bikin kamu jadi kismin, eh salah, miskin produktivitas?.
Keempat, rentan untuk sakit hati. Bener (percaya deh…!). kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan. Maklum namanya juga baru pacar, nggak ada ikatan kuat yang bisa melindungi kamu berdua. Jadinya gampang banget untuk putus. Cuma soal perbedaan kecil bisa jadi api yang membara. Ujungnya putus deh. Kalo sudah putus cinta, aduh sakit rasanya. Perlu kamu pahami, kebanyakan orang berpacaran adalah petualangan. Jadi, bukan untuk melanggengkan ikatan itu, tapi justru masih mencari-cari kecocokan. Hati-hati, bahaya!.
Jangan bangga dulu punya pacar yang tampilannya oke punya. Senyuman mautnya bisa menenangkan kamu, sekaligus bikin gelisa. Siapa sudi kalo punya cowok manta keranjang? (bolong-bolong!). nggak bisa
Tetep disatu hati. Masih nyari penyegeran dengan cewek lain. Sipa tahu malah kamu yang jadi ‘sepiah’nya. cewek lain justru kekasih sebenarnya (samakan suara; kaciaan deh lhu!). hal ini tidak terjadi pada cowok saja bisa juga sebaliknya pada cewek. Jadi kudu ati-ati.
Keenam, cerreful alias waspadahlah! Karena kejahatan terjadi bukan kerena niat pelakunya saja, tapi juga kerena ada kesempatan, jadi kudu waspadah-waspadahlah (hehee..! kok kaya Bang Napi sih?). gaul bebas bisa bablas euy! Kalo kamu sudah saling lengket, jangan harap akal sehat kamu dipake untuk mikir bener. Justru kamu malah bimbang dengan ‘suara-suara’ yang ngomporin supaya melakukan ‘begituan’. Pastinya kamu nggak mau dong kayak kasusnya ….. yang minikah karena udah hamil duluan; married by Accident! Naudzubillahi min dzalik!
Tahan nafsu dong…! Ingat-ingat pesan Allah dan Rasul-Nya. jangan mengklaim kebenaran dengan ukuran kamu sendiri. Bahaya. Kamu bisa aja kasih alasan bahwa pacaran menyenangkan. Itu hak kamu. Tapi jangan salah, kalo kebenaran diserahkan pada semua orang, bisa berabe. Itu sebabnya kudu ada patokan. Apalagi bukan aturan Allah dan Rasul-Nya. BETUL! “jangan kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan yang tercelah dan jalan yang buruk,”(QS. Al-Isra: 32).
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah! Janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.”(HR.Muslim).
Dalam sebagian riwayat hadist Samurah bin Jundab yang disebut di dalam shahih Bukhari, bahwa Nabi SAW bersabda: “semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya membawahku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba disebuah bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api, di dalam tungku itu ada dua orang (yang terdiri dari) laki-laki dan perempuan yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka mereka naik keatas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ihh…! Nauzubillahimin dzalik.
Jadi udah deh, pacaran itu nggak ada untungnya. Banyak sisi gelapnya. Rugi dunia-akhirat lagi. Kalo pun menurut kamu ada untungnya, itu kan baru perasaan kamu aja. Betul? Oke deh, kalo pun itu menyenangkan menurutmu, apa ada jaminan kalo aktivitas kamu bebas dari dosa? Justru, pacaran itu menyenangkan buat kamu, tetep aja haram dimata syariat! Jadi, jangan nekat berbuat dosa. Waspadalah.

<<<<>>>>

Kala Cinta Datang Mengoda


Begitu banyak cerita, ada suka ada duka, namun cinta yang kutulis ‘bukan cinta biasa’… Eiit stop dulu ya. Buat kamu yang suka dengan lagu Mbak Siti Nurhaliza, mendingan dilanjuti didalam hati aja. Bisa berabe kalu lirik lagunya ditulis. Ini hanya sekedar contoh satu lagu dari sekian lagu yang bertemakan cinta.
Mereka yang sedang dilanda ‘virus’ cinta, hampir setiap hari bersenandung melantunkan lagu-lagu kesukaannya mulai dari lagu Padi yang judulnya semua tak sama sampe lagu Jika-nya Melly Goeslaw. Sekali waktu ia juga melantunkan Balonku Ada Lima dengan cengkok Arab dalam versi kasidah (hihihii…. Jangan-jangan kesengsem ama orang Arab nih).
Sobat muda muslim, cinta itu membuat segalanya berubah lho. Mereka yang tadinya pendiem bias menjadi penyanyi dadakan. Yang okem juga tiba-tiba berubah menata perilakunya. Jangan heran binti kaget kalo melihat temanmu tiba-tiba menjadi kinclong (panic kali yo?). Padahal sebelumnya terkenal dengan 4K; Kusut, Kumel, Kucel dan yang terakhir Kutuan gitu lho (kaya ustd jefry! Githu lho). Kebayangkan drastis banget perubahannya?
Api cinta memang ngak pernah ada matinya. Sampe kamupun nggak nyadar apakah cintamu terbalas atau bablas. Pengennya bersambut tapi malah tersumbat. Coba, gimana nggak hancur hati ini. Makanya kudu mikir-mikir dulu deh untuk mengucapkan kata love ini pada seseorang yang kamu cintai.
Jangan sampe uang bayaran sekolah jadi kepake Cuma untuk mendapatkan perhatian sidoi. Waktu luang yang harusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat kamu gunakan untuk menunggu doi yang belum tentu menepati janji. Kaciaaan deh lho!
Sobat muda muslim, buat para Ikhwan, kudu ati-ati juga lho. Para Akhwat nggak selamanya tertarik hanya dengan penampilan. Lagian, jarang ada deh yang ngerti rahasia hati para Akhwat.
Jadi jangan kejebak ya? Heheheee…! (PD banget ya?). Soalnya wanita itu kalo dikatakan padanya aku cinta padamu atau diberi perhatian yang lebih sebagai bukti kalau ia sedang dicintai seperti burung merpati. Pura-pura acuh tapi mau. Coba aja kalo diperhatiin malah buang muka. Sekali nggak diperhatiin pasang tampang yang manis banget. Saudara-saudaraku bener nggak sih?
Makanya gak salah-salah amat kalau di film Titanic, mantan pacarnya Jack Dawson ketika ditanya tim ekspedisi pencarian Titanic tetang kenapa baru bilang sekarang soal kalung mutiara itu dan kisah-kasih dengan Jack Dawson, dia bilang, “Rahasia hati wanita itu sedalam samudera”. Sulit ditebak. Nah lho? Binggungkan?
And then, kebayang nggak sih dampak yang kamu peroleh dari gangguan virus merah jambu ini. Kalau yang cintanya yang bersambut sih nggak masalah. Justru hari-harinya bahagia. Hidupnya lebih berwarna. Kata iklan di TV duh “bakal seruh harimu”. Sepahit apapun jamu yang kamu rasakan tetep aja manis. Sebau apa pun tahi ayam rasanya seperti coklat (Waah, bisa bangkrut nih pabrik coklat).
Tapi bagi kamu yang cintanya bertepuk sebelah tangan bagai mimpi disiang bolong. Sedih tiada akhir. Bagaimana tidak, orang yang selama ini kamu kagumi dan selalu menghiasi mimpi di kala tidur bahkan kamu simpan baik-baik dalam hati putihmu. Tapi tiba-tiba saja ia pindah ke lain hati. Sakiiit… banget. Rasanya ingin nangis (berlinag air mata). Hidup menjadi tak bergairah. Pengen marah aja.
Itulah Cinta bisa membuatmu ceria, berbunga, mulia, bahkan bisa mengajakmu keSurga. Tapi tidak sedikit yang bisa membuatmu merana, terlena dan hati buta.
Stay cool aja ya…
Harus itu! Meski hurufnya cuma lima yaitu C-I-N-T-A tapi energinya melebihi semua huruf abjad yang ada. Dampaknya Ruar biasa (M-150). Kekuatanya bisa mencairkan hati dari kebekuan,
menerangi hati setelah kelam, juga bisa menguatkan jiwa dari kerapuhan. Fantastis bukan?
Karena cinta itu hadirnya banyak lirik lagu yang mengawali setiap penayangan sinetron Disini Ada Setan (DAS) “Kau tahu.. kurasa hadirmu antara ada dan tiada”, maka nyikapinya juga jangan berlebihan deh, apalagi didramatisasi. B aja lagi alias biasa aja.
Tetap gunakan akal sehatmu. Jangan sampe ketika cinta datang menggoda, baik disadari maupun tidak kamu memanfaatkan perasaan itu sangat nggak bijak, bahkan cendrung hawa nafsu yang berbicara. Misalnya kamu sudah berkerudung rapih, karena merasa terganggu sama keberadaan doi, kerudung kamu dibuat gaul untuk mencari perhatiaannya. Nah karena si doi ngggak juga ngasih respon, aksimu malah buka kerudung. Berdandan semenor mungkin (gile bener!).
Sang Arjuna juga nggak mau kalah, karena yang dikecenginnya wanita cuantik, anggun dan berjilbab pula, kamu buru-buru manjangin jenggot biar dibilang ikhwan lagi. Maksud hati biar wanitanya melirik makanya manjangin jenggot. Alih-alih biar dibilang laki-laki sholeh tapi malah salah. Berjenggot sih boleh aja tapi kalo telinga diberi anting-anting trus hidung ditindik, orang bisa nyangka yang bukan-bukan; ini kambing seperti sapi atau sapi yang kaya kambing.
Percuma saja penampilan ikhwan tapi sholat kagak pernah, malah sering mbanting kartu gaple. Weleh.. weleh ini kelewatan. Jujur aja, ini nafsu atau akal sehat? Kamu pasti jawabannya. Yakin deh pasti tahu…?
Nah, sobat remaja muslim kamu juga harus tahu kalo perubahan yang kamu lakuin bukan semata-mata untuk si dia. Itu sih murahan. Gimana kalau kamu yang tadinya rajin sholat, setelah ditolak jadi males sholatnya?
Bisa-bisa cinta ditolak dukun bertindak. Kamu harus sikapi dengan bijak bahwa cinta yang kita miliki jangan kamu nodai. Peliharalah ia jangan pernah ada yang mengotorinya. Jadi letakkan rasa itu pada yang berhak menerimanya. Gunakan akal sehat dan taati syariat kala cinta datang menggoda. Okee?

<<<<>>>>

Rabu, 14 Oktober 2009

NASIHAT SUFISTIK


KEPADA JABIR BIN AL-JU’FI
Jabir bin Al-Ju’fi adalah salah seorang arif atau pesuluk jalan Allah SWT yang hidup pada awal abad kedua Hijriah. Beliau berguru kepada Imam Muhammad Al-Baqir, putra Imam Ali Zainal Abidin yang dikenal dengan julukan Al-Sajjad, si banyak sujud.
Beliau sering berkunjung kerumah Imam Al-Baqir dengan menghirup Ilmu-ilmu ma’rifat darinya. Suatu hari Imam memberi bimbingan yang istimewa untuknya.
Berikut uraian lengkapnya:


“Wahai Jabir, aku berwasiat untukmu lima perkara: apabila dizalimi jangan kau balas menzalimi, apabila dikhianati jangan kau balas mengkhianati, apabila dibohongi jangan kau balas marah, apabila kau dipuji jangan kau merasa gembira, apabila dikeji jangan kau merasa berduka. Pikirkan apa yang dikatakan orang tentang dirimu. Apabila benar yang dikatakan mereka tentang dirimu, maka kejatuhanmu dari pandanga Allah lantaran marah pada kebenaran adalah lebih besar musibahnya bagimu ketimbang kekhawatiranmu akan jatuh dari pandangan manusia. Apabila diri tidak seperti yang dikatakan orang, maka itu berarti kau telah mendapatkan pahala tanpa harus berusaha.
Wahai Jabir, ketahuilah bahwa kau masih belum biasa menjadi sebagai pengikut kami sehingga kau telah sampai pada suatu tahap yang apabila penduduk sekitarmu mengatakan bahwa kau adalah orang yang malang, maka kata-kata mereka tidak mendukungmu sedikitpun. Atau apabila mereka berkata bahwa engkau adalah seorang yang saleh, maka kata-kata mereka tidak menambah kebahagiaan sedikitpun.
Wahai Jabir, cerminkan dirimu pada kitab Allah Swt. Apabila kau berjalan di atas relnya, bersikap zuhud seperti yang dianjurkannya, bersemangatlah seperti yang diserukanya, takut (pada Allah) seperti yang difirmankan-Nya, maka bergembiralah karena apa yang dikatakan mereka tentang dirimu tidak akan merugikanmu sedikitpun. Namun, apabila kau memang tidak sejalan dengan cita Al-Qur’an, lalu apa yang akan kau banggakan darimu.
Wahai Jabir, sungguh orang mukmin adalah orang yang sangat concern terhadap mujahadah (usaha-usaha sungguh) darinya agar dia bisa mengalahkan hawa nafsunya. Ada saatnya dia berhasil meluruskan bengkoknya dan mematahkan kehendak nafsunya semata-mata karena cinta kepada Allah. Pada saat yang lain kadang-kadang dirinya dikalahkan sehingga dia mengikuti hawa nafsunya, lalu Allah menyadarkannya, dan menyelamatkannya, sehingga ia sadar kembali, menangisi dosanya, dan memohon taubat. Maka bertambahlah ma’rifat dan pemahamannya lantaran bertambahnya rasa takutnya pada Allah. Firman Allah SWT :”Sesungguhnya orang –orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”.(97 : 201)
Wahai Jabir, anggaplah banyak dan sedikitnya rezeki dari Allah pada, kau bias mensyukurinya secara murni, anggaplah sedikit amal kebajikan dan kepatuhanmu yang sering kau lakukan untuk Allah agar kau bias mencelah dirimu dan memohon maaf dari Allah. Tolaklah dirimu dari kejahatan dengan mengguna ilmu yang kau miliki, manfaatkan ilmumu dengan amal yang ikhlas, berhati-hatilah ketika bersikap ikhlas dari besarnya kemungkinan lalai, dan dapatkan kesiap siagaan yang terus-menerus dengan memiliki rasa takut yang benar.
Wahai Jabir, berhati-hatilah dari kamu false keindahan (dunia) dengan (menyaksikan) kehidupan nyata, hindari dari dominasi hawa nafsu dengan bantuan tuntunan akal, mintalah bimbingan ilmu ketika nafsu mengalahkanmu, siapkan amal-amal ikhlasmu untuk hari kemudian, dapatkan sikap “berkecukupan” dengan menghindari sikap serakah, tolak sfat tamak dan serakah dengan menabutkan sikap bersahaja, dapatkan manisnya sifat zuhud dengan cara memperpendek angan-angan dan cabutlah akar-akar keserakahan dengan kesejukan sikap putus asa dari orang.
Wahai Jabir, hendaklah kau tutup jalur sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dengan cara mengetahui dan merenungi siapa dirimu. Dapatkan kedamaian jiwa dengan sikap berserah diri pada Allah. Dapatkan kesehatan dengan cara memiliki hati yang besar, dan dapatkan sifat besar hati dengan cara mengurangi kesalahan..
Wahai Jabir, peroleh kelembutan hati dengan cara berzikir ditempat-tempat yang sunyi. Dapatkan cahaya hati dengan membiasakan diri dalam berduka (lantaran kesalahan yang dilakukan). Hindari diri dari iblis dengan cara bersikap benar-benar takut pada Allah. Jangan sekali-kali kau berharap secara palsu karena itu akan menjauhkanmu dari rasa takut yang benar. Hiasi dirimu dengan sifat jujur dalam beramal semata-mata karena Allah dan tanamkan rasa cinta pada-Nya lantaran saat “berpindah” semakin dekat.
Wahai Jabir, jangan sekali-kali kau sandang sifat suka menunda-nunda amal karena ia bagaikan samudra yang telah menenggelamkan banyak korban. Dan jangan sekali-kali kau miliki sifat lalai (ghaflah) karena ia akan menimbulkankebekuan hati. Jangan sekali-kali kau perlambat urusan tanpa alasankarena kau akan tergolong diantara orang-orang yang menyesal.
Wahai Jabir, mohonlah ampunan dari dosa-dosa yang lalu dengan cara menyesali dan banyak istigfhar. Dapatkan rahmat dan maaf dari Allah dengan benar-benar kembali pada-Nya. Gunakan sarana do’a yang tulus dan merintih di kegelapan malam sebagai bukti kembalimu yang sungguh-sungguh. Tunjukkan upaya syukurmu yang agung dengan cara menganggap banyak sedikit rezeki dari-Nya dan menganggap sedikit ketaatanmu pada-Nya. Dapatkan kelebihan nikmat dengan cara bersyukur yang tulus, dapatkan syukur yang tulus dengan sikap khawatir akan hilangnya nikmat. Kejarlah kemuliaan yang langgeng dengan cara mematikan sifat serakah, tolak kehinaan serakah dengan cara menumbuhkan sikap tidak butuh dengan selain-Nya, dan dapatkan sifat ketidak butuhan dengan cara memiliki semangat tinggi.
Wahai Jabir, ambillah bekal dari duniamu dengan cara memendekan angan-angan, segera kejar cita-citamu ketika kesempatan terbuka, dan tiada kesempatan yang lebih baik ketimbang hari-hari liburanmu dengan kondisi tubuhmu yang sehat. Hati-hatilah mempercayai orang yang berkhianat karena sitiap keburukan ada racunnya sebagaimana halnya makanan.
Wahai Jabir, tiada ilmu yang lebih berguna melainkan yang menunjukkan ke jalan keselamatan. Tiada keselamatan yang lebih baik ketimbang keselamatan hati. Tiada akal budi yang lebih baik ketimbang yang mencegah nafsu. Tiada takut setakut penghalang. Tiada harapan sebesar harapan orang yang membantu. Tiada kefakiran seperti fakirnya hati. Tiada kekayaan yang lebih melimpah ketimbang kaya jiwa. Tiada kekuatan sehebat yang mengalahkan hawa nafsu. Tiada yakin yang lebih tinggi ketimbang sikap menganggap kecil dunia.
Tiada ma’rifat sedalam ma’rifatmu pada diri sendiri. Tiada nikmat yang melebihi nikmat kesehatan. Tiada kesehatan yang lebih dari kejayaan. Tiada kemuliaan yang lebih tingii ketimbang semangat dan pandangan yang jauh. Tiada zuhud sehebat memperkecil angan-angan pada dunia. Tiada keserakahan yang lebih buruk ketimbang bersaing dalam pangkat. Tiada keadilan seluas sikap sadar. Tiada perkosaan sehebat kezaliman. Tiada kezaliman ikut kehendak hawa nafsu. Tiada kepatuhan yang lebih dikehendaki ketimbang menunaikan kewajiaban….”

Demikianlah nasehat AL-sajjad kepada Jabir yang dalam maknanya semoga saja bisa membuat kita lebih tawaduk kepada Allah Swt.

<<<<>>>>